“ Pengertian
dan Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Pengajaran ”
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PERENCANAAN dan
STRATEGI PEMBELAJARAN
PAI 3
Kelompok Pertama
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor, MA
Disusun oleh:
Lili Safitri : 130101002
Rosihul Iman : 120100022
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM (STAI) AL-HIKMAH
JAKARTA
2013
Jl.
Jeruk purut No.10 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jaksel. 12560
Telp:
021-7890521. Website: Www.staialhikmahjkt.ac.id
Kata Pengantar
Segalapujibagi Allah SWT yang mengajarkanmanusiamelaluiperantaraankalam
yang telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehinggapenulisbisamenyelesaikanmakalahini
yang telahdiamanahkanolehbapakdosenpembimbingsebagaituntutandalam proses
belajarmengajartepat pada waktu yang ditentukan.
Dewasa ini, kemajuanilmupengetahuandanteknologiturutmewarnai
dunia pendidikan kita.
Tantangantentangpeningkatanmutudanefektivitaspendidikansebagaituntutannasionalsejalandenganperkembangandankemajuanmasyarakat,
berimplikasisecaranyatadalam program pendidikandankurikulumsekolah.Tujuan dari programkurikulumdapattercapaidenganbaikjikaprogramnyadidesainsecarajelas.
Dalamhubunganinilah para guru dituntutuntukmemilikikemampuanmendesainprogramnyadansekaligusmenetukanstrategiintruksional
yang harusditempuh. Para guru harusmemilikiketerampilanmemilihdanmenggunakanmetodemengajaruntukditerapkandalam
sistem pembelajaran aktif.
Tulisaninihanyamemuatgarisbesarnyadarisekianbanyakteoridanmetodologidesainmetodologidesaininstruksional.Berdasarkanhal-hal
yang masihbersifatmendasar itu, padagilirannyadiharapkandapatdikembangkan model
yang
lebihbaik.Mudah-mudahantulisaninibergunabagitenagakependidikanprofesionaldalammelaksanakan
proses pendidikandanpembelajaran, sertabermanfaatdalamkerangkapembinaan sistem
pendidikan nasional.
Kami dari penulis menyadari dalam
pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kesalahan, kami berharap kerendahan hati dari
semuanya agar dapat memaklumi sebagai manusia biasa kami tak luput dari
kesalahan.
Jakarta, 26 Oktober 2013
Penulis,
Pemakalah
kelompok I
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar...............................................................................................................
i
2. Daftar isi........................................................................................................................
ii
3. Bab I. Pendahuluan
A. Latar
belakang........................................................................................................
1
B. Rumusan
masalah...................................................................................................
1
C. Tujuan
makalah......................................................................................................
1
4. Bab II. Pembahasan
A. Pengertian sistem.....................................................................................................
2
B. Pendekatan sistem
pengajaran.................................................................................
4
C. Program pengajaran dan
perencanaan.....................................................................
5
5. Bab III. Penutup
A. Kesimpulan..............................................................................................................
9
B. Saran
.......................................................................................................................
9
6. Daftar pustaka.............................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Guru dipandangsebagaiagenmodernisasidalamsegalabidang. Bentukusaha
utama yang dapatdilakukanoleh guru adalahmelalui program
pendidikanbagiparasiswa. Guru memilikivisitertentutentangapa yang harusdiperbuatbagianak
didiknya, mengapadiamelakukanperbuatan itu, danbagaimanacaradiamelakukannyadengansebaik-baiknya,
serta apa pengaruhperbuatannyaterhadapanakdidiknyaitu.
Pola-polaberpikirdemikianmemerlukanpoladasarinstruksionalberdasarkanpendekatansistem.Pemrogramansistemtersebutperludidesainsecaratelitidanmeyakinkan
demi tercapainyahasil yang diharapkan.
B. Rumusanmasalah
Dalammakalahini kami
akanmerumuskanPendekatanSistemdalamPerencanaanPengajaran.
C. Tujuanmakalah
Tujuanmakalahini
yaitu agar bagiparapengajarlebihmemahamidanmengetahuibetapapentingnyavisidanmisidenganPendekatanSistemdalamPerencanaanPengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem
Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan
sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata “sistem”
digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya
menjadi beragam. Sistem berasal
dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, sistem adalah suatu konsep yang
abstrak.Definisi tradisonal menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen
atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[1]
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai
misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tatasurya, dan masih banyak
lagi, adalah merupakan suatu sistem. Semua contoh tersebut memiliki batasan
masing-masing yang satu sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan
dari segi prosesnya dalam hal ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran.
Itulah sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-unsur
yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi
keluaran.[2]
Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana dikemukakan dan
digambarkan dalam berbagai literatur pembelajaran yang antara lain disebutkan
dalam buku akta mengajar V (Depdikbud, 1984)[3]
yang meliputi:
1.
Adanya
tujuan
2.
Adanya
fungsi untuk mencapai tujuan
3.
Ada
bagian komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
4.
Adanya
interaksi antara komponen atau saling hubungan
5.
Adanya
penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
6.
Adanya
proses transformasi
7.
Adanya
proses umpan balik untuk perbaikan, dan
8.
Adanya
daerah batasan dan lingkungan.
Berdasakan hal tersebut, kita dapat mengidentifikasi
hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari
lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
|

Bagan
1.1 Rangakaian Sistem yang lebih luas
Konsep
itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan suatu sistem. Tujuan dalam
suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi.Tujuan yang alami
tidak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin
bernilai sangat rendah.Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made)
senantiasa dapat berubah.Tujuan-tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
lingkungan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena
tujuan itu bersifat perorangan atau personal.Timbulnya sistem sosial yang baru
adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/ kebudayaan.Jelas, perubahan
tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam
lingkungan.[4]
B.
Pendekatan
Sistem Pengajaran
Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek
proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang
sistem yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu
perangkat alat konseptual.
Sistem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan
sistem pengajaran merupakan suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu
berbentuk kemampuan dalam :
1) Merumuskan
tujuan-tujuan secara operasional;
2) Mengembangkan
deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat;
3) Melaksanakan
analisis tugas-tugas.
Meneliti
tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi prinsip-prinsip
belajar secara ilmiah. Dalam menganalisis tugas juga dapat diandalkan dalam
rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah
diidentifikasikan sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang mana telah
dirumuskan sebagai tujuan belajar mengajar.Alat-alat dan pendekatan rancangan
sistem pengajaran menuntut para guru agar pengajaran menyediakan kondisi
belajar bagi siswa.Jadi, prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru
dalam menata kondisi belajar yang efektif.
Ada
dua ciri pendekatan sistem pengajaran, yakni sebagai berikut :
1) Pendekatan
sistem; merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu penataan yang memungkinkan guru
dan siswa berinteraksi satu sama lain untuk memberikan kemudahan bagi siswa
belajar.
2) Penggunaan
metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran. Metodologi khusus itu
terdiri atas prosedur sistemik perancangan, pelaksanaan, dan penilaian
keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar dan komunikasi.[5]
Kedua
ciri tersebut pada hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah.
Dan dalam sistem pengajaran itu
sendiri ada 3 ciri khas yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut.
1) Rencana,
penataan intensional orang, material, dan prosedur yang merupakan unsur sistem
pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
2) Saling
ketergantungan
3) Tujuan,
setiap pengajaran memiliki tujuan tertentu.
Tujuan sistem menuntun
proses dalam perancangan sistem. Tujuan utama sistem pengajaran adalah siswa
yang belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi orang,
material, dan prosedur agar siswa belajar efisien.
C.
Program
Pengajaran dan Perencanaan
Pengajaran
berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang didasari dan
direncanakan atau kegiatan berencana
menyangkut tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian
juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran
dilaksanakan secara berkala, dapat mencakup jangka waktu yang cukup panjang,
misalnya untuk sekolah dasar sampai 6 tahun, dapat juga waktu yang pendek,
misalnya latihan pembina pramuka selama 1 minggu.
Perencanaan
program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang diikuti dalam kurikulum. Dewasa ini
konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di
Indonesia adalah konsep teknologi penddidikan, khususnya pengajaran sebagai
sistem. Oleh karena itu, bab ini di mulai dengan uraian tentang pengajaran
sebagai suatu sistem.
1. Pengajaran sebagai
suatu sistem
a. Konsep
Pengajaran Sebagai Suatu Sistem
Pengajaran sebagai
suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan
sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik
mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan
fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu-kesatuan.
Hubungan sistemik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari
pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur
atau diamati. Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen : tujuan
pengajaran, bahan ajaran, metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi
pengajaran.[6]
b. Perencanaan
program pengajaran
Dalam merencanakan
suatu program kita butuh yang namanya jangka waktu, yaitu ;
1) Program untuk jangka waktu agak panjang
Dalam
program belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester.Pembagian
waktu belajar ini sudah tentu didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Dalam pengajaran sebagai sistem, apa yang perlu dikuasai oleh siswa,
dan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan berbagai peralatan belajarnya
perlu disusun dalam suatu program yang disebut semester.
Dalam
Garis-garis Besar Program Pengajaran yang biasa disingkat GBPP setiap mata
pengajaran, telah tertulis dengan jelas tujuan-tujuan dan pokok bahasan yang
disediakan untuk setiap semester.Tujuan-tujuan dan pokok-pokok bahasan dalam
satu semester mungkin membentuk satu kesatuan, keterampilan atau pengetahuan
terpadu, tetapi mungkin juga hanya membentuk suatu kumpulan tujuan atau pokok
bahasan saja.
2) Program untuk jangka waktu singkat
Program
semester dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru
merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu semester.Untuk
pegangan mengajar di dalam kelas.Dari program semester ini masih perlu
dijabarkan lagi program-program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya
program untuk satu pokok bahasan. Program untuk setiap pokok satuan bahasan ini
pada dasarnya merupakan program mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih
dikenal dengan nama satuan pelajaran.
Dalam
suatu perencanaan pasti ada proses perencanaan, yaitu sebagai berikut
pemaparannya:
2.a) Tahap Pra Perencanaan – Perumusan Tujuan
Hampir semua kawasan
Negara di kawasan Asia mempunyai jenis organisasi untuk merencanakan
pendidikan. Jika mereka tidak memilikinya, maka tahap permulaan atau tahap pra
perencanaan harus mulai dengan :
a.
Pembentukan organisasi
perencanaan yang sesuai
b. Penentuan
prosedur perencanaan
c. Reorganisasi
structural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam
perumusan dan implementasi rencana, dan
d. Menentukan
mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan
lain-lainnya yang diperlukan bagi perencanaan.
Jika hal ini telah
diselesaikan, akitivitas pra perencanaan yang pokok adalah harus memiliki
tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan oleh mereka yang berwenang
(appropriate authority).
2.b) Tahap perencanaan:
Tahap
ini meliputi enam langkah pokok :
a.
Diagnosis
Setelah tujuan-tujuan
pendidikan nasional dirumuskan, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
perencana pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan ialah memastikan
apakah usaha pendidikan nasional sekarang ini memadai, relevan,
dan mendatangkan hasil yang baik. Ini dilakukan dengan
menghadapkan atau mencocokkan output usaha pendidikan dengan tujuan dan
mencatat perbedaan yang menonjol. Latihan ini dinamakan diagnosis dan
mengarahkan kepada kita untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam
sifat, luas, kualitas, organisasi serta tingkat penampilan aktivitas-aktivitas
pendidikan nasional.
b.
Perumusan
kebijakan
c.
Perkiraan
kebutuhan masa depan
d.
Pembiayaan
masa depan
e.
Penentuan
prioritas dan seperangkat sasaran (target)
2.c) Tahap
Perumusan Rencana
Tujuan perencanaan
terutama ada dua, yakni :
a. Menyajikan
seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk
persetujuan, dan
b. Menyiapkan
suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggung
jawab dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini.[8]
2.d) Tahap Implementasi Rencana
Implementasi
rencana pendidikan mulai apabila proyek-proyek individual siap untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini proses perencanaan menyatu dengan proses manajemen
dari usaha pendidikan nasional. Secara umum seluruh organisasi administratif
pendidikan secara nasional terlibat dalam tahap implementasi rencana.
2.e) Tahap Evaluasi, Revisi, dan PerencanaanKembali
Sebagaimana
Rencana Pendidikan yang sedang dilaksanakan, alat untuk menilai tingkat
kemajuan dan mendeteksi deviasi secara normal merupakan suatu usaha atau
perangakat yang harus dikerjakan.Evaluasi secara normal merupakan suatu usaha
atau pekerjaan yang berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana,
persiapan laporan dalam pokok-pokok yang tetap (seperti tahunan, tengah tahunan
atau separuh periode rencana atau (bagian akhir) dengan tujuan yang spesifik.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan sistem merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses
belajar mengajar. Sistem
pengajaran dan komponen-komponen sistem pengajaran meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai sesuatu tujuan serta sebagian panduan dalam rangka perencanaan
dan penyelenggaraan pengajaran.
B. Saran
Dari pemaparan makalah kami diharapkan para guru dan calon guru
untuk benar-benar memahami dan mengimplemantasikan konsep-konsep tersebut
dengan baik. Kami sangat mengharapkan saran dan krtik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda W.P. Guruge. Proses Perencanaan Pendidikan.
(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996)
Cet.1
Depdikbud, Materi
Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional,
Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984)
Dr. Hamzah B.
Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.
3
Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan
Sistem. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011) Cet. 10
R. Ibrahim & Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996) Cet. 1
BAB II
PEMBAHASAN
D.
Pengertian Sistem
Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan
sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata “sistem”
digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya
menjadi beragam. Sistem berasal
dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, sistem adalah suatu konsep yang
abstrak.Definisi tradisonal menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen
atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[10]
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai
misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tatasurya, dan masih banyak
lagi, adalah merupakan suatu sistem. Semua contoh tersebut memiliki batasan
masing-masing yang satu sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan
dari segi prosesnya dalam hal ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran.
Itulah sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-unsur
yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi
keluaran.[11]
Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana dikemukakan dan
digambarkan dalam berbagai literatur pembelajaran yang antara lain disebutkan
dalam buku akta mengajar V (Depdikbud, 1984)[12]
yang meliputi:
9.
Adanya
tujuan
10.
Adanya
fungsi untuk mencapai tujuan
11.
Ada
bagian komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
12.
Adanya
interaksi antara komponen atau saling hubungan
13.
Adanya
penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
14.
Adanya
proses transformasi
15.
Adanya
proses umpan balik untuk perbaikan, dan
16.
Adanya
daerah batasan dan lingkungan.
Berdasakan hal tersebut, kita dapat mengidentifikasi
hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari
lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
|

Bagan
1.1 Rangakaian Sistem yang lebih luas
Konsep
itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan suatu sistem. Tujuan dalam
suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi.Tujuan yang alami
tidak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin
bernilai sangat rendah.Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made)
senantiasa dapat berubah.Tujuan-tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu
bersifat perorangan atau personal.Timbulnya sistem sosial yang baru adalah
sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/ kebudayaan.Jelas, perubahan tujuan
sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.[13]
E.
Pendekatan
Sistem Pengajaran
Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek
proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang
sistem yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu
perangkat alat konseptual.
Sistem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan
sistem pengajaran merupakan suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu
berbentuk kemampuan dalam :
4) Merumuskan
tujuan-tujuan secara operasional;
5) Mengembangkan
deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat;
6) Melaksanakan
analisis tugas-tugas.
Meneliti
tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi prinsip-prinsip
belajar secara ilmiah. Dalam menganalisis tugas juga dapat diandalkan dalam
rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah
diidentifikasikan sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang mana telah
dirumuskan sebagai tujuan belajar mengajar.Alat-alat dan pendekatan rancangan
sistem pengajaran menuntut para guru agar pengajaran menyediakan kondisi
belajar bagi siswa.Jadi, prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru
dalam menata kondisi belajar yang efektif.
Ada
dua ciri pendekatan sistem pengajaran, yakni sebagai berikut :
3) Pendekatan
sistem; merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu penataan yang memungkinkan guru
dan siswa berinteraksi satu sama lain untuk memberikan kemudahan bagi siswa
belajar.
4) Penggunaan
metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran. Metodologi khusus itu terdiri
atas prosedur sistemik perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan
proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar dan
komunikasi.[14]
Kedua
ciri tersebut pada hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah.
Dan dalam sistem pengajaran itu
sendiri ada 3 ciri khas yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut.
4) Rencana,
penataan intensional orang, material, dan prosedur yang merupakan unsur sistem
pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
5) Saling
ketergantungan
6) Tujuan,
setiap pengajaran memiliki tujuan tertentu.
Tujuan sistem menuntun
proses dalam perancangan sistem. Tujuan utama sistem pengajaran adalah siswa
yang belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi orang,
material, dan prosedur agar siswa belajar efisien.
F.
Program
Pengajaran dan Perencanaan
Pengajaran
berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang didasari dan
direncanakan atau kegiatan berencana
menyangkut tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian
juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran
dilaksanakan secara berkala, dapat mencakup jangka waktu yang cukup panjang,
misalnya untuk sekolah dasar sampai 6 tahun, dapat juga waktu yang pendek,
misalnya latihan pembina pramuka selama 1 minggu.
Perencanaan
program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang diikuti dalam kurikulum. Dewasa ini
konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di
Indonesia adalah konsep teknologi penddidikan, khususnya pengajaran sebagai
sistem. Oleh karena itu, bab ini di mulai dengan uraian tentang pengajaran
sebagai suatu sistem.
2. Pengajaran sebagai
suatu sistem
c. Konsep
Pengajaran Sebagai Suatu Sistem
Pengajaran sebagai
suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan
sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik mempunyai
arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan fungsinya
saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu-kesatuan. Hubungan
sistemik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari pengajaran
ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur atau
diamati. Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen : tujuan
pengajaran, bahan ajaran, metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi
pengajaran.[15]
d. Perencanaan
program pengajaran
Dalam merencanakan
suatu program kita butuh yang namanya jangka waktu, yaitu ;
3) Program untuk jangka waktu agak panjang
Dalam
program belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester.Pembagian
waktu belajar ini sudah tentu didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Dalam pengajaran sebagai sistem, apa yang perlu dikuasai oleh siswa,
dan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan berbagai peralatan belajarnya
perlu disusun dalam suatu program yang disebut semester.
Dalam
Garis-garis Besar Program Pengajaran yang biasa disingkat GBPP setiap mata
pengajaran, telah tertulis dengan jelas tujuan-tujuan dan pokok bahasan yang
disediakan untuk setiap semester.Tujuan-tujuan dan pokok-pokok bahasan dalam
satu semester mungkin membentuk satu kesatuan, keterampilan atau pengetahuan
terpadu, tetapi mungkin juga hanya membentuk suatu kumpulan tujuan atau pokok
bahasan saja.
4) Program untuk jangka waktu singkat
Program
semester dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru
merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu semester.Untuk
pegangan mengajar di dalam kelas.Dari program semester ini masih perlu
dijabarkan lagi program-program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya
program untuk satu pokok bahasan. Program untuk setiap pokok satuan bahasan ini
pada dasarnya merupakan program mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih
dikenal dengan nama satuan pelajaran.
Dalam
suatu perencanaan pasti ada proses perencanaan, yaitu sebagai berikut
pemaparannya:
2.a) Tahap Pra Perencanaan – Perumusan Tujuan
Hampir semua kawasan
Negara di kawasan Asia mempunyai jenis organisasi untuk merencanakan
pendidikan. Jika mereka tidak memilikinya, maka tahap permulaan atau tahap pra
perencanaan harus mulai dengan :
e.
Pembentukan organisasi perencanaan
yang sesuai
f. Penentuan
prosedur perencanaan
g. Reorganisasi
structural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam
perumusan dan implementasi rencana, dan
h. Menentukan
mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan
lain-lainnya yang diperlukan bagi perencanaan.
Jika hal ini telah
diselesaikan, akitivitas pra perencanaan yang pokok adalah harus memiliki
tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan oleh mereka yang berwenang
(appropriate authority).
2.b) Tahap perencanaan:
Tahap
ini meliputi enam langkah pokok :
g.
Diagnosis
Setelah tujuan-tujuan
pendidikan nasional dirumuskan, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
perencana pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan ialah memastikan
apakah usaha pendidikan nasional sekarang ini memadai, relevan,
dan mendatangkan hasil yang baik. Ini dilakukan dengan
menghadapkan atau mencocokkan output usaha pendidikan dengan tujuan dan
mencatat perbedaan yang menonjol. Latihan ini dinamakan diagnosis dan
mengarahkan kepada kita untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam
sifat, luas, kualitas, organisasi serta tingkat penampilan aktivitas-aktivitas
pendidikan nasional.
h.
Perumusan
kebijakan
i.
Perkiraan
kebutuhan masa depan
j.
Pembiayaan
masa depan
k.
Penentuan
prioritas dan seperangkat sasaran (target)
2.c) Tahap
Perumusan Rencana
Tujuan perencanaan
terutama ada dua, yakni :
c. Menyajikan
seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk
persetujuan, dan
d. Menyiapkan
suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggung
jawab dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini.[17]
2.d) Tahap Implementasi Rencana
Implementasi
rencana pendidikan mulai apabila proyek-proyek individual siap untuk
dilaksanakan. Dalam hal ini proses perencanaan menyatu dengan proses manajemen
dari usaha pendidikan nasional. Secara umum seluruh organisasi administratif
pendidikan secara nasional terlibat dalam tahap implementasi rencana.
2.e) Tahap Evaluasi, Revisi, dan PerencanaanKembali
Sebagaimana
Rencana Pendidikan yang sedang dilaksanakan, alat untuk menilai tingkat
kemajuan dan mendeteksi deviasi secara normal merupakan suatu usaha atau
perangakat yang harus dikerjakan.Evaluasi secara normal merupakan suatu usaha
atau pekerjaan yang berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana,
persiapan laporan dalam pokok-pokok yang tetap (seperti tahunan, tengah tahunan
atau separuh periode rencana atau (bagian akhir) dengan tujuan yang spesifik.[18]
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan sistem merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses
belajar mengajar. Sistem
pengajaran dan komponen-komponen sistem pengajaran meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitem
pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai sesuatu tujuan serta sebagian panduan dalam rangka perencanaan
dan penyelenggaraan pengajaran.
D. Saran
Dari pemaparan makalah kami diharapkan para guru dan calon guru
untuk benar-benar memahami dan mengimplemantasikan konsep-konsep tersebut
dengan baik. Kami sangat mengharapkan saran dan krtik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda W.P. Guruge. Proses Perencanaan Pendidikan.
(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996)
Cet.1
Depdikbud, Materi
Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional,
Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984)
Dr. Hamzah B.
Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.
3
Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan
Sistem. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011) Cet. 10
R. Ibrahim & Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1996) Cet. 1
[1] Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011),
Cet ke-10, Hal. 1
[2]Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan
Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet ke-3, Hal. 11
[3]Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan
Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984), Hal. 29
[4]Prof.
Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011),
Cet ke-10, Hal. 2
[5]Ibid. Hal. 10
[6]R.
Ibrahim & Nana Syaodih S. PerencanaanPengajaran.(Jakarta: RinekaCipta, 1996), Cet
ke-1. Hal 50-51
[7]Ananda
W.P. Guruge. Proses PerencanaanPendidikan.(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996), Cet ke-1. Hal 2-3-4
[8]
Ibid. Hal. 5
[9]
Ibid. Hal 5-6-7
[10] Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011),
Cet ke-10, Hal. 1
[11]Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan
Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet ke-3, Hal. 11
[12]Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan
Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984), Hal. 29
[13]Prof.
Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011),
Cet ke-10, Hal. 2
[14]Ibid. Hal. 10
[15]R.
Ibrahim & Nana Syaodih S. PerencanaanPengajaran.(Jakarta: RinekaCipta, 1996), Cet
ke-1. Hal 50-51
[16]Ananda
W.P. Guruge. Proses PerencanaanPendidikan.(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996), Cet ke-1. Hal 2-3-4
[17]
Ibid. Hal. 5
[18]
Ibid. Hal 5-6-7