Jumat, 31 Januari 2014

Perencanaan dan Strategi Pembelajaran



“ Pengertian dan Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan Pengajaran ”
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PERENCANAAN dan STRATEGI PEMBELAJARAN
PAI 3 Kelompok Pertama

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor, MA


Disusun oleh:
Lili Safitri      : 130101002
Rosihul Iman : 120100022


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH
JAKARTA
2013

Jl. Jeruk purut No.10 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jaksel. 12560
Telp: 021-7890521. Website: Www.staialhikmahjkt.ac.id

Kata Pengantar
Segalapujibagi Allah SWT yang mengajarkanmanusiamelaluiperantaraankalam yang telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehinggapenulisbisamenyelesaikanmakalahini yang telahdiamanahkanolehbapakdosenpembimbingsebagaituntutandalam proses belajarmengajartepat pada waktu yang ditentukan.

Dewasa ini, kemajuanilmupengetahuandanteknologiturutmewarnai dunia pendidikan kita. Tantangantentangpeningkatanmutudanefektivitaspendidikansebagaituntutannasionalsejalandenganperkembangandankemajuanmasyarakat, berimplikasisecaranyatadalam program pendidikandankurikulumsekolah.Tujuan dari  programkurikulumdapattercapaidenganbaikjikaprogramnyadidesainsecarajelas. Dalamhubunganinilah para guru dituntutuntukmemilikikemampuanmendesainprogramnyadansekaligusmenetukanstrategiintruksional yang harusditempuh. Para guru harusmemilikiketerampilanmemilihdanmenggunakanmetodemengajaruntukditerapkandalam sistem pembelajaran aktif.
Tulisaninihanyamemuatgarisbesarnyadarisekianbanyakteoridanmetodologidesainmetodologidesaininstruksional.Berdasarkanhal-hal yang masihbersifatmendasar itu, padagilirannyadiharapkandapatdikembangkan model yang lebihbaik.Mudah-mudahantulisaninibergunabagitenagakependidikanprofesionaldalammelaksanakan proses pendidikandanpembelajaran, sertabermanfaatdalamkerangkapembinaan sistem pendidikan nasional.
Kami dari penulis menyadari dalam pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, apabila dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, kami berharap kerendahan hati dari semuanya agar dapat memaklumi sebagai manusia biasa kami tak luput dari kesalahan.
                                                                                                Jakarta, 26 Oktober 2013
                                                                                                            Penulis,
                                                                                                Pemakalah kelompok I

DAFTAR ISI
1.      Kata pengantar............................................................................................................... i
2.      Daftar isi........................................................................................................................ ii
3.      Bab I. Pendahuluan
A.       Latar belakang........................................................................................................ 1
B.       Rumusan masalah................................................................................................... 1
C.       Tujuan makalah...................................................................................................... 1
4.      Bab II. Pembahasan
A.    Pengertian sistem..................................................................................................... 2
B.     Pendekatan sistem pengajaran................................................................................. 4
C.     Program pengajaran dan perencanaan..................................................................... 5
5.      Bab III. Penutup
A.    Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B.     Saran ....................................................................................................................... 9
6.      Daftar pustaka............................................................................................................. 10













BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Guru dipandangsebagaiagenmodernisasidalamsegalabidang. Bentukusaha utama yang dapatdilakukanoleh guru adalahmelalui program pendidikanbagiparasiswa. Guru memilikivisitertentutentangapa yang harusdiperbuatbagianak didiknya, mengapadiamelakukanperbuatan itu, danbagaimanacaradiamelakukannyadengansebaik-baiknya, serta apa pengaruhperbuatannyaterhadapanakdidiknyaitu. Pola-polaberpikirdemikianmemerlukanpoladasarinstruksionalberdasarkanpendekatansistem.Pemrogramansistemtersebutperludidesainsecaratelitidanmeyakinkan demi tercapainyahasil yang diharapkan.
B.  Rumusanmasalah
Dalammakalahini kami akanmerumuskanPendekatanSistemdalamPerencanaanPengajaran.
C. Tujuanmakalah
Tujuanmakalahini yaitu agar bagiparapengajarlebihmemahamidanmengetahuibetapapentingnyavisidanmisidenganPendekatanSistemdalamPerencanaanPengajaran.











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sistem
Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata “sistem” digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Definisi tradisonal menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[1]
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tatasurya, dan masih banyak lagi, adalah merupakan suatu sistem. Semua contoh tersebut memiliki batasan masing-masing yang satu sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan dari segi prosesnya dalam hal ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran. Itulah sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.[2] Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana dikemukakan dan digambarkan dalam berbagai literatur pembelajaran yang antara lain disebutkan dalam buku akta mengajar V (Depdikbud, 1984)[3] yang meliputi:
1.      Adanya tujuan
2.      Adanya fungsi untuk mencapai tujuan
3.      Ada bagian komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
4.      Adanya interaksi antara komponen atau saling hubungan
5.      Adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
6.      Adanya proses transformasi
7.      Adanya proses umpan balik untuk perbaikan, dan
8.      Adanya daerah batasan dan lingkungan.

Berdasakan hal tersebut, kita dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.












Right Arrow: OUTPUT

Right Arrow: INPUT


System of interest

 





Bagan 1.1 Rangakaian Sistem yang lebih luas
Konsep itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan suatu sistem. Tujuan dalam suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi.Tujuan yang alami tidak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah.Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made) senantiasa dapat berubah.Tujuan-tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan atau personal.Timbulnya sistem sosial yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/ kebudayaan.Jelas, perubahan tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.[4]
B.     Pendekatan Sistem Pengajaran
Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang sistem yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk kemampuan dalam :
1)      Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional;
2)      Mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat;
3)      Melaksanakan analisis tugas-tugas.
Meneliti tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah. Dalam menganalisis tugas juga dapat diandalkan dalam rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah diidentifikasikan sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang mana telah dirumuskan sebagai tujuan belajar mengajar.Alat-alat dan pendekatan rancangan sistem pengajaran menuntut para guru agar pengajaran menyediakan kondisi belajar bagi siswa.Jadi, prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata kondisi belajar yang efektif.
Ada dua ciri pendekatan sistem pengajaran, yakni sebagai berikut :
1)      Pendekatan sistem; merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi satu sama lain untuk memberikan kemudahan bagi siswa belajar.
2)      Penggunaan metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran. Metodologi khusus itu terdiri atas prosedur sistemik perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar dan komunikasi.[5]
Kedua ciri tersebut pada hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah.
Dan dalam sistem pengajaran itu sendiri ada 3 ciri khas yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut.
1)      Rencana, penataan intensional orang, material, dan prosedur yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
2)      Saling ketergantungan
3)      Tujuan, setiap pengajaran memiliki tujuan tertentu.

Tujuan sistem menuntun proses dalam perancangan sistem. Tujuan utama sistem pengajaran adalah siswa yang belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi orang, material, dan prosedur agar siswa belajar efisien.

C.    Program Pengajaran dan Perencanaan
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang didasari dan direncanakan  atau kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran dilaksanakan secara berkala, dapat mencakup jangka waktu yang cukup panjang, misalnya untuk sekolah dasar sampai 6 tahun, dapat juga waktu yang pendek, misalnya latihan pembina pramuka selama 1 minggu.
Perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran  yang diikuti dalam kurikulum. Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di Indonesia adalah konsep teknologi penddidikan, khususnya pengajaran sebagai sistem. Oleh karena itu, bab ini di mulai dengan uraian tentang pengajaran sebagai suatu sistem.
1.      Pengajaran sebagai suatu sistem
a.      Konsep Pengajaran Sebagai Suatu Sistem
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu-kesatuan. Hubungan sistemik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur atau diamati. Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen : tujuan pengajaran, bahan ajaran, metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi pengajaran.[6]
b.      Perencanaan program pengajaran
Dalam merencanakan suatu program kita butuh yang namanya jangka waktu, yaitu ;
1)      Program untuk jangka waktu agak panjang
Dalam program belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester.Pembagian waktu belajar ini sudah tentu didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam pengajaran sebagai sistem, apa yang perlu dikuasai oleh siswa, dan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan berbagai peralatan belajarnya perlu disusun dalam suatu program yang disebut semester.

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran yang biasa disingkat GBPP setiap mata pengajaran, telah tertulis dengan jelas tujuan-tujuan dan pokok bahasan yang disediakan untuk setiap semester.Tujuan-tujuan dan pokok-pokok bahasan dalam satu semester mungkin membentuk satu kesatuan, keterampilan atau pengetahuan terpadu, tetapi mungkin juga hanya membentuk suatu kumpulan tujuan atau pokok bahasan saja.

2)      Program untuk jangka waktu singkat
Program semester dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu semester.Untuk pegangan mengajar di dalam kelas.Dari program semester ini masih perlu dijabarkan lagi program-program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya program untuk satu pokok bahasan. Program untuk setiap pokok satuan bahasan ini pada dasarnya merupakan program mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih dikenal dengan nama satuan pelajaran.
Dalam suatu perencanaan pasti ada proses perencanaan, yaitu sebagai berikut pemaparannya:
2.a) Tahap Pra Perencanaan – Perumusan Tujuan
Hampir semua kawasan Negara di kawasan Asia mempunyai jenis organisasi untuk merencanakan pendidikan. Jika mereka tidak memilikinya, maka tahap permulaan atau tahap pra perencanaan harus mulai dengan :
a.       Pembentukan organisasi perencanaan yang sesuai
b.      Penentuan prosedur perencanaan
c.       Reorganisasi structural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam perumusan dan implementasi rencana, dan
d.      Menentukan mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan lain-lainnya yang diperlukan bagi perencanaan.
Jika hal ini telah diselesaikan, akitivitas pra perencanaan yang pokok adalah harus memiliki tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan oleh mereka yang berwenang (appropriate authority).
2.b) Tahap perencanaan:
Tahap ini meliputi enam langkah pokok :
a.      Diagnosis
Setelah tujuan-tujuan pendidikan nasional dirumuskan, langkah pertama yang harus dilakukan oleh perencana pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan nasional sekarang ini memadai, relevan, dan mendatangkan hasil yang baik. Ini dilakukan dengan menghadapkan atau mencocokkan output usaha pendidikan dengan tujuan dan mencatat perbedaan yang menonjol. Latihan ini dinamakan diagnosis dan mengarahkan kepada kita untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam sifat, luas, kualitas, organisasi serta tingkat penampilan aktivitas-aktivitas pendidikan nasional.


b.      Perumusan kebijakan
c.       Perkiraan kebutuhan masa depan
d.      Pembiayaan masa depan
e.       Penentuan prioritas dan seperangkat sasaran (target)
f.        Uji Kelayakan.[7]
2.c) Tahap Perumusan Rencana
Tujuan perencanaan terutama ada dua, yakni :
a.       Menyajikan seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk persetujuan, dan
b.      Menyiapkan suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini.[8]
2.d) Tahap Implementasi Rencana
Implementasi rencana pendidikan mulai apabila proyek-proyek individual siap untuk dilaksanakan. Dalam hal ini proses perencanaan menyatu dengan proses manajemen dari usaha pendidikan nasional. Secara umum seluruh organisasi administratif pendidikan secara nasional terlibat dalam tahap implementasi rencana.

2.e) Tahap Evaluasi, Revisi, dan PerencanaanKembali
Sebagaimana Rencana Pendidikan yang sedang dilaksanakan, alat untuk menilai tingkat kemajuan dan mendeteksi deviasi secara normal merupakan suatu usaha atau perangakat yang harus dikerjakan.Evaluasi secara normal merupakan suatu usaha atau pekerjaan yang berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana, persiapan laporan dalam pokok-pokok yang tetap (seperti tahunan, tengah tahunan atau separuh periode rencana atau (bagian akhir) dengan tujuan yang spesifik.[9]




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Pendekatan sistem merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar. Sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem pengajaran meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta sebagian panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.

B.     Saran
Dari pemaparan makalah kami diharapkan para guru dan calon guru untuk benar-benar memahami dan mengimplemantasikan konsep-konsep tersebut dengan baik. Kami sangat mengharapkan saran dan krtik yang membangun  untuk kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.






DAFTAR PUSTAKA
Ananda W.P. Guruge. Proses Perencanaan Pendidikan. (Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996) Cet.1
Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984)
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3
Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011) Cet. 10
R. Ibrahim & Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) Cet. 1

BAB II
PEMBAHASAN

D.      Pengertian Sistem
Kata “sistem” banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata “sistem” digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Definisi tradisonal menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.[10]
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tatasurya, dan masih banyak lagi, adalah merupakan suatu sistem. Semua contoh tersebut memiliki batasan masing-masing yang satu sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan dari segi prosesnya dalam hal ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran. Itulah sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran.[11] Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana dikemukakan dan digambarkan dalam berbagai literatur pembelajaran yang antara lain disebutkan dalam buku akta mengajar V (Depdikbud, 1984)[12] yang meliputi:
9.      Adanya tujuan
10.  Adanya fungsi untuk mencapai tujuan
11.  Ada bagian komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
12.  Adanya interaksi antara komponen atau saling hubungan
13.  Adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
14.  Adanya proses transformasi
15.  Adanya proses umpan balik untuk perbaikan, dan
16.  Adanya daerah batasan dan lingkungan.

Berdasakan hal tersebut, kita dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan pokok antara sistem dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan sistem antara output dari sistem dengan lingkungan.












Right Arrow: OUTPUT

Right Arrow: INPUT


System of interest

 





Bagan 1.1 Rangakaian Sistem yang lebih luas
Konsep itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan suatu sistem. Tujuan dalam suatu sistem dapat bersifat alami dan bersifat manusiawi.Tujuan yang alami tidak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah.Tujuan sistem yang bersifat manusiawi (man-made) senantiasa dapat berubah.Tujuan-tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan atau personal.Timbulnya sistem sosial yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/ kebudayaan.Jelas, perubahan tujuan sistem adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.[13]
E.     Pendekatan Sistem Pengajaran
Pendekatan sistem mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang sistem yang terarah pada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual.
Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk kemampuan dalam :
4)      Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional;
5)      Mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat;
6)      Melaksanakan analisis tugas-tugas.
Meneliti tugas memang lebih penting sebab berkenaan dengan aplikasi prinsip-prinsip belajar secara ilmiah. Dalam menganalisis tugas juga dapat diandalkan dalam rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip, dan keterampilan yang telah diidentifikasikan sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang mana telah dirumuskan sebagai tujuan belajar mengajar.Alat-alat dan pendekatan rancangan sistem pengajaran menuntut para guru agar pengajaran menyediakan kondisi belajar bagi siswa.Jadi, prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata kondisi belajar yang efektif.
Ada dua ciri pendekatan sistem pengajaran, yakni sebagai berikut :
3)      Pendekatan sistem; merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi satu sama lain untuk memberikan kemudahan bagi siswa belajar.
4)      Penggunaan metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran. Metodologi khusus itu terdiri atas prosedur sistemik perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses belajar mengajar. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus dan didasarkan pada penelitian dalam belajar dan komunikasi.[14]
Kedua ciri tersebut pada hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah.
Dan dalam sistem pengajaran itu sendiri ada 3 ciri khas yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut.
4)      Rencana, penataan intensional orang, material, dan prosedur yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
5)      Saling ketergantungan
6)      Tujuan, setiap pengajaran memiliki tujuan tertentu.

Tujuan sistem menuntun proses dalam perancangan sistem. Tujuan utama sistem pengajaran adalah siswa yang belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi orang, material, dan prosedur agar siswa belajar efisien.

F.     Program Pengajaran dan Perencanaan
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang didasari dan direncanakan  atau kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, demikian juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran dilaksanakan secara berkala, dapat mencakup jangka waktu yang cukup panjang, misalnya untuk sekolah dasar sampai 6 tahun, dapat juga waktu yang pendek, misalnya latihan pembina pramuka selama 1 minggu.
Perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran  yang diikuti dalam kurikulum. Dewasa ini konsep yang banyak mewarnai pengajaran di sekolah dasar dan sekolah menengah di Indonesia adalah konsep teknologi penddidikan, khususnya pengajaran sebagai sistem. Oleh karena itu, bab ini di mulai dengan uraian tentang pengajaran sebagai suatu sistem.
2.      Pengajaran sebagai suatu sistem
c.       Konsep Pengajaran Sebagai Suatu Sistem
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu-kesatuan. Hubungan sistemik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur atau diamati. Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen : tujuan pengajaran, bahan ajaran, metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi pengajaran.[15]
d.      Perencanaan program pengajaran
Dalam merencanakan suatu program kita butuh yang namanya jangka waktu, yaitu ;
3)      Program untuk jangka waktu agak panjang
Dalam program belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester.Pembagian waktu belajar ini sudah tentu didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam pengajaran sebagai sistem, apa yang perlu dikuasai oleh siswa, dan apa yang akan dilakukan oleh guru dengan berbagai peralatan belajarnya perlu disusun dalam suatu program yang disebut semester.

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran yang biasa disingkat GBPP setiap mata pengajaran, telah tertulis dengan jelas tujuan-tujuan dan pokok bahasan yang disediakan untuk setiap semester.Tujuan-tujuan dan pokok-pokok bahasan dalam satu semester mungkin membentuk satu kesatuan, keterampilan atau pengetahuan terpadu, tetapi mungkin juga hanya membentuk suatu kumpulan tujuan atau pokok bahasan saja.

4)      Program untuk jangka waktu singkat
Program semester dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu semester.Untuk pegangan mengajar di dalam kelas.Dari program semester ini masih perlu dijabarkan lagi program-program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya program untuk satu pokok bahasan. Program untuk setiap pokok satuan bahasan ini pada dasarnya merupakan program mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih dikenal dengan nama satuan pelajaran.
Dalam suatu perencanaan pasti ada proses perencanaan, yaitu sebagai berikut pemaparannya:
2.a) Tahap Pra Perencanaan – Perumusan Tujuan
Hampir semua kawasan Negara di kawasan Asia mempunyai jenis organisasi untuk merencanakan pendidikan. Jika mereka tidak memilikinya, maka tahap permulaan atau tahap pra perencanaan harus mulai dengan :
e.       Pembentukan organisasi perencanaan yang sesuai
f.       Penentuan prosedur perencanaan
g.      Reorganisasi structural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam perumusan dan implementasi rencana, dan
h.      Menentukan mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan lain-lainnya yang diperlukan bagi perencanaan.
Jika hal ini telah diselesaikan, akitivitas pra perencanaan yang pokok adalah harus memiliki tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan oleh mereka yang berwenang (appropriate authority).
2.b) Tahap perencanaan:
Tahap ini meliputi enam langkah pokok :
g.      Diagnosis
Setelah tujuan-tujuan pendidikan nasional dirumuskan, langkah pertama yang harus dilakukan oleh perencana pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidikan nasional sekarang ini memadai, relevan, dan mendatangkan hasil yang baik. Ini dilakukan dengan menghadapkan atau mencocokkan output usaha pendidikan dengan tujuan dan mencatat perbedaan yang menonjol. Latihan ini dinamakan diagnosis dan mengarahkan kepada kita untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam sifat, luas, kualitas, organisasi serta tingkat penampilan aktivitas-aktivitas pendidikan nasional.


h.      Perumusan kebijakan
i.        Perkiraan kebutuhan masa depan
j.        Pembiayaan masa depan
k.       Penentuan prioritas dan seperangkat sasaran (target)
l.        Uji Kelayakan.[16]
2.c) Tahap Perumusan Rencana
Tujuan perencanaan terutama ada dua, yakni :
c.       Menyajikan seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk persetujuan, dan
d.      Menyiapkan suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini.[17]
2.d) Tahap Implementasi Rencana
Implementasi rencana pendidikan mulai apabila proyek-proyek individual siap untuk dilaksanakan. Dalam hal ini proses perencanaan menyatu dengan proses manajemen dari usaha pendidikan nasional. Secara umum seluruh organisasi administratif pendidikan secara nasional terlibat dalam tahap implementasi rencana.

2.e) Tahap Evaluasi, Revisi, dan PerencanaanKembali
Sebagaimana Rencana Pendidikan yang sedang dilaksanakan, alat untuk menilai tingkat kemajuan dan mendeteksi deviasi secara normal merupakan suatu usaha atau perangakat yang harus dikerjakan.Evaluasi secara normal merupakan suatu usaha atau pekerjaan yang berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana, persiapan laporan dalam pokok-pokok yang tetap (seperti tahunan, tengah tahunan atau separuh periode rencana atau (bagian akhir) dengan tujuan yang spesifik.[18]


BAB III
PENUTUP
C.    Kesimpulan
Sistem adalah suatu konsep yang abstrak.Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Pendekatan sistem merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar mengajar. Sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem pengajaran meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sitem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi material, fasilitas, perlengakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai sesuatu tujuan serta sebagian panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.

D.    Saran
Dari pemaparan makalah kami diharapkan para guru dan calon guru untuk benar-benar memahami dan mengimplemantasikan konsep-konsep tersebut dengan baik. Kami sangat mengharapkan saran dan krtik yang membangun  untuk kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.






DAFTAR PUSTAKA
Ananda W.P. Guruge. Proses Perencanaan Pendidikan. (Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996) Cet.1
Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984)
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3
Prof. Dr. Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem. (Jakarta : Bumi Aksara, 2011) Cet. 10
R. Ibrahim & Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1996) Cet. 1




[1]  Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011), Cet ke-10, Hal. 1
[2]Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet ke-3, Hal. 11
[3]Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984), Hal. 29
[4]Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011), Cet ke-10, Hal. 2
[5]Ibid. Hal. 10
[6]R. Ibrahim & Nana Syaodih S. PerencanaanPengajaran.(Jakarta: RinekaCipta, 1996), Cet ke-1. Hal 50-51
[7]Ananda W.P. Guruge. Proses PerencanaanPendidikan.(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996), Cet ke-1. Hal 2-3-4
[8] Ibid. Hal. 5
[9] Ibid. Hal 5-6-7
[10]  Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011), Cet ke-10, Hal. 1
[11]Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd, Perencanaan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet ke-3, Hal. 11
[12]Depdikbud, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku IIIC Program Instruksional, Departemen pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, (1984), Hal. 29
[13]Prof. Dr. OemarHamalik, PerencanaanPengajaranBerdasarkanPendekatanSistem,(Jakarta: BumiAksara, 2011), Cet ke-10, Hal. 2
[14]Ibid. Hal. 10
[15]R. Ibrahim & Nana Syaodih S. PerencanaanPengajaran.(Jakarta: RinekaCipta, 1996), Cet ke-1. Hal 50-51
[16]Ananda W.P. Guruge. Proses PerencanaanPendidikan.(Surabaya: SIC dengan LPM IKIP, 1996), Cet ke-1. Hal 2-3-4
[17] Ibid. Hal. 5
[18] Ibid. Hal 5-6-7