Senin, 03 Februari 2014

Dasar-dasar Pendidikan



“ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN”
Mata Kuliah
DASAR-DASAR PENDIDIKAN

Dosen Pembimbing : Drs. HM. Alisuf Sabri

Logo STAI Alhikmah Jakarta


Disusun oleh:
Rosihul Iman : 120100022

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH
YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-MAHBUBIYAH
JAKARTA
2013



A.    Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun (1632-1704). Teorinya dikenal dengan  istilah Tabula rasa (meja lilin) yang menyebutkan bahwa anak lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih yang belum ditulisi. Teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir tidak mempunyai bakat dan kemampuan. Oleh karena itu, tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan anak, tapi pengalaman empiris yang dapat membentuk kemampuan anak melalui hubungan dengan lingkungan.
Menurut aliran ini, pendidik berfungsi sebagai faktor luar, oleh karena itu pendidik harus menyediakan lingkungan pendidik bagi anak. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar anak yg dibawa sejak lahir dikesampingkan.
Empirisme berasal dari kata empiris artinya pengalaman. Aliran ini mengatakan bahwa pembawaan itu tidak ada. Yang dimiliki orang adalah akibat pendidikan. Aliran ini dipandang berat sebelah, hanya mementingkan peranan pengalaman tanpa memandang kemampuan dasar sejak lahir. Padahal dalam kenyataan kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat.

B.     Aliran Nativisme
Tokoh aliran adalah Schopenhauer, seorang filosof Jerrman (1788-1880). Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir sedangkan faktor lingkungan kurang berpengaruh. Menurut aliran ini pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat tidak akan berguna bagi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa apabila anak mempunyai pembawaan jahat, dia akan menjadi jahat dan sebaliknya. Pembawaan baik dan buruk tidak akan diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan anak mirip orang tuanya dalam fisik juga anak mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tua, tapi pembawaan itu bukanlah satu-satunya yang menentukan perkembangan anak.


C.    Aliran Naturalisme
Pandangan ini ada persamaan denga nativisme yang dipelopori oleh J.J. Rousseau (1712-1778). Naturalism mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga naturalisme sering disebut negativism.
Naturalism mempunyai prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan Amiruddin R. 1992:9), bahwa anak didik belajar melalui pengalaman sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam diri secara alami.
Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumberyang menyediakan lingkungan yang mendorong keberanian anak didik kea rah pandangan yang positif.

D.    Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah Willian Stern, Ia seorang tokoh pendidikan Jerman (1871-1939). Aliran ini merupakan kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, factor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Sebagai contoh, hakikat anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil konvergensi. Lingkungan mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan bahasanya. William Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan. Karena itu, teori W. Stern disebut teori konvergensi yang artinya memusat ke satu titik.
Menurut teori konvergensi ada 3 prinsip, yaitu:
1.      Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
2.      Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik
3.      Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Meskipun aliran ini dipandng sebagai pandangan yang tepat, namun terdapat variasi pendapat tentang factor-faktor mana yang paling penting. Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandngan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia.
E.     Aliran Progresivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
Aliran ini memandang bahwa peserta didikmempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika disbanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah.peningkatan kecerdasan menjadi tugas utamapendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.

F.     Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah Pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul Suparno, 1997:24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Bagi Vico, pengetshusn dapat menunujuk pada struktur konsep yang dibentuk.
Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru.
Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar