“ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN”
Mata Kuliah
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Drs. HM. Alisuf Sabri

Disusun oleh:
Rosihul Iman : 120100022
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH
YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-MAHBUBIYAH
JAKARTA
2013
A. Aliran Empirisme
Aliran
ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun (1632-1704).
Teorinya dikenal dengan istilah Tabula
rasa (meja lilin) yang menyebutkan bahwa anak lahir ke dunia seperti kertas
putih yang bersih yang belum ditulisi. Teori ini mengatakan bahwa anak sejak
lahir tidak mempunyai bakat dan kemampuan. Oleh karena itu, tidak banyak
berpengaruh terhadap perkembangan anak, tapi pengalaman empiris yang dapat
membentuk kemampuan anak melalui hubungan dengan lingkungan.
Menurut
aliran ini, pendidik berfungsi sebagai faktor luar, oleh karena itu pendidik
harus menyediakan lingkungan pendidik bagi anak. Kelemahan aliran ini adalah
hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar anak yg dibawa sejak
lahir dikesampingkan.
Empirisme
berasal dari kata empiris artinya pengalaman. Aliran ini mengatakan bahwa
pembawaan itu tidak ada. Yang dimiliki orang adalah akibat pendidikan. Aliran
ini dipandang berat sebelah, hanya mementingkan peranan pengalaman tanpa
memandang kemampuan dasar sejak lahir. Padahal dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat.
B.
Aliran Nativisme
Tokoh aliran adalah Schopenhauer,
seorang filosof Jerrman (1788-1880). Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu
ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir sedangkan faktor
lingkungan kurang berpengaruh. Menurut aliran ini pendidikan anak yang tidak
sesuai dengan bakat tidak akan berguna bagi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa
apabila anak mempunyai pembawaan jahat, dia akan menjadi jahat dan sebaliknya.
Pembawaan baik dan buruk tidak akan diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam
kenyataan sehari-hari sering ditemukan anak mirip orang tuanya dalam fisik juga
anak mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tua, tapi pembawaan itu bukanlah
satu-satunya yang menentukan perkembangan anak.
C. Aliran Naturalisme
Pandangan
ini ada persamaan denga nativisme yang dipelopori oleh J.J. Rousseau
(1712-1778). Naturalism mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di
dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak
karena pengaruh lingkungan, sehingga naturalisme sering disebut negativism.
Naturalism
mempunyai prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan Amiruddin R.
1992:9), bahwa anak didik belajar melalui pengalaman sendiri. Kemudian terjadi
interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di
dalam diri secara alami.
Pendidik
berperan sebagai fasilitator atau narasumberyang menyediakan lingkungan yang
mendorong keberanian anak didik kea rah pandangan yang positif.
D. Aliran Konvergensi
Tokoh
aliran ini adalah Willian Stern, Ia seorang tokoh pendidikan Jerman
(1871-1939). Aliran ini merupakan kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik
dan buruk, sedangkan perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi,
factor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Sebagai
contoh, hakikat anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil
konvergensi. Lingkungan mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan bahasanya. William
Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungan. Karena itu, teori W. Stern disebut teori konvergensi yang artinya
memusat ke satu titik.
Menurut
teori konvergensi ada 3 prinsip, yaitu:
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan
lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah
berkembangnya potensi yang kurang baik
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan
lingkungan.
Meskipun
aliran ini dipandng sebagai pandangan yang tepat, namun terdapat variasi
pendapat tentang factor-faktor mana yang paling penting. Variasi-variasi itu
tercermin antara lain dalam perbedaan pandngan tentang strategi yang tepat
untuk memahami perilaku manusia.
E. Aliran Progresivisme
Tokoh
aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan
yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat
mengancam dirinya.
Aliran
ini memandang bahwa peserta didikmempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu
ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika disbanding
makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah.peningkatan
kecerdasan menjadi tugas utamapendidik, yang secara teori mengerti karakter
peserta didiknya.
F. Aliran Konstruktivisme
Gagasan
pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico. Ia mengatakan bahwa Tuhan
adalah Pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul
Suparno, 1997:24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu. Hanya Tuhan yang dapat
mengetahui sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Bagi Vico,
pengetshusn dapat menunujuk pada struktur konsep yang dibentuk.
Aliran
ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget
mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu
dengan lingkungannya. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi
intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru.
Piaget
juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses
dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Aliran ini menegaskan bahwa
pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar